![]() |
Foto Istimewa : Kota Bukittinggi kembali kebanjiran |
Bukittinggi - Akibat tingginya curah hujan yang terjadi sejak Sabtu dan Minggu, 4-5 November 2023, kota Bukittinggi dilanda banjir. Hasil pantauan sejumlah Jurnalis, sebagian masyarakat kota di sekitar Pulau Anak Air, Jangkak Mandiangin, Ngarai, Belakang Balok dan di Jalan Melati terpaksa harus mengurut dada dan pasrah akibat banjir.
Banjir yang melanda warga sebagian besar warga kota Bukittinggi ini diakibatkan karena meluap saluran air got bahkan hingga masuk dalam rumah warga dengan ketinggian air, setinggi lutut orang dewasa.
Seperti yang disampaikan warga yang berdomisili di Jalan Batang Masang, Belakang Balok, Mawar (nama samaran) bahwa curah hujan tinggi pada Minggu Sore. Dalam waktu yang tidak lama air di saluran pembuangan meluap sehingga masuk ke dalam rumah.
"Dalam rumah banyak anak mahasiswi yang ngekos didalam. Mau tidak mau kami terpaksa pasrah menikmati berkah yang diberikan oleh yang Maha Kuasa," ujarnya.
Namun dibalik ini semua, justru kami bertanya-tanya, apa fungsinya drainase atau saluran air yang cukup besar yang baru-baru ini dibuat oleh pemerintah Bukittinggi?
"Apakah drainase itu tidak berfungsi untuk menampung seluruh saluran air yang akan bermuara kesitu. Kami bukannya tidak menerima takdir bencana, tapi kami heran saja," kata Mawar.
Hal yang sama juga disampaikan Alfi, warga Jalan Melati, menyampaikan bahwa curah hujan terjadi sejak Sabtu pagi, (04/11), sehingga air pembuangan meluap yang masuk melalui kamar mandi. Akibatnya hujan kemarin, air masuk ke dalam rumah.
"Sebenarnya sejak Sabtu curah hujan tinggi turun di Bukittinggi, jadi terpaksa kita berbenah seluruh isi rumah, semuanya basah," kata Alfi.
Sementara itu berdasarkan keterangan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bukittinggi, Zulhendri pada Senin, (06/11), bahwa hujan 2 hari kemarin diakibatkan bukan karena tingginya curah hujan tetapi karena banyaknya tumpukan sampah di beberapa saluran air.
Ada beberapa titik banjir terjadi di Bukittinggi, yakni sekitar wilayah Bukik Cangang, Kodim 0304/Agam, Pasar Pagi, Pulau Anak Air, Jangkak, Veteran, Ngarai, Aur Kuning, dan ada juga yang longsor di Binuang.
Tambah Zulhendri, akibat kejadian tersebut, karena titik banjir menyebar maka BPBD Kota Bukittinggi menurunkan personil sekitar 40 orang yang dibantu personil dari Damkar dan PU.
"Berdasarkan pemantauan kami dilapangan, ada banyak tumpukan sampah yang menyumbat di saluran air seperti dibawah jembatan yang di Jangkak. Pada hari kedua juga masih ada dorongan sampah tersebut," kata Kalaksa BPBD Kota Bukittinggi.
Lanjut Zulhendri, akibat banyaknya tumpukan sampah dibeberapa titik di wilayah Bukittinggi, maka kami akan berkordinasi dengan dinas-dinas terkait untuk antisipasi banjir di beberapa saluran air.
"Sebenarnya curah hujan 2 hari kemaren tidak terlalu tinggi tetapi dorongan air mengalir yang berasal dari Nagari kita yang diatas itu yang besar. Seperti dorongan genangan air dari Banuhampu dan Balingka, (Kab. Agam)," ujarnya.
"Kalau terkait dengan fungsi drainase primer itu sangat bermanfaat, sehingga berfungsi untuk memecah dorongan air dan debit airnya cukup besar disana," tutup Zulhendri. (*)