![]() |
Foto: Progres pembangunan area stasiun lambuang terkini di kota Bukittinggi. |
Bukittinggi - Progres pembangunan tahap II area Stasiun Street Food (SSF) Kota Bukittinggi telah mencapai 47% di minggu ke 11 kontrak kerja, yang rencananya selesai di minggu ke 17. Artinya pelaksanaan pembangunan Stasiun Street Food tahap II di lahan bekas stasiun kereta api yang dilaksanakan kontraktor CV. Aie Bareh berlangsung lebih cepat dari target kontrak kerja.
Hal tersebut disampaikan Projects Manager CV. Aie Bareh, Refy Bahrizal, disela-sela pertemuan bersama Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bukittinggi Wahyu Bestari, pada Kamis, (24/08), di area proyek SSF Kota Bukittinggi.
Menurut Refy Bahrizal, saat ini pembangunan sudah mencapai 47% di minggu ke 11, lebih cepat dari target di minggu ke 17 dan progres kerja kami juga surplus sebesar 29,9%.
"Area food court ini akan kami usaha lebih cepat dari kontrak kerja, mudah mudahan tercapai," ucap Refi.
Sementara itu, hal yang sama diucapkan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bukittinggi Wahyu Bestari bahwa benar pembangunan sudah mencapai 47% dan surplus 29,9%. Tapi lebih tepatnya proyek ini kami berikan nama Stasiun Lambuang.
Lanjut Wahyu, area Stasiun Lambuang tahap II ini dianggarkan sebesar 12,9 milyar rupiah dan akan diprioritaskan kepada para pedagang kuliner 'kaki lima' yang berada di badan jalan M. Yamin dan sudah terdata. Pembangunan area ini disediakan 58 kontainer yang nantinya akan dimanfaatkan sebanyak 116 pedagang kuliner jalan M. Yamin.
"Namun demikian, kalau bicara sesuai kontrak, pekerjaan selesai pada 5 Desember 2023. Kita berharap kalau bisa satu bulan sebelum kontrak usai, semua kerjaan sudah rampung tapi tidak mengenyampingkan kualitas, sesuai dengan spek perencanaan bangunan, lebih cepat lebih baik," kata Wahyu Bestari.
Tambah Wahyu, selain area food court, disediakan juga panggung untuk kesenian, area bermain anak, ada tempat toilet juga. Sengaja tidak dibuat mushala karena disampingnya sudah ada masjid.
"Jadi harapannya kedepan, Stasiun Lambuang ini lebih akomodatif , representatif bagi warga kota dan pengunjung sekaligus sebagai kawasan penunjang ekonomi baru di kota Bukittinggi. Dan bagi pedagang, tidak ada lagi pedagang kuliner kaki lima yang di berada di badan jalan dekat stasiun, semuanya masuk ke dalam," ucapnya. (*)